Tidak pernah habis akal busuk Abudahi untuk mencelakakan
Abunawas. Entah apa yang inginkan oleh Abudahi dengan memfitnah Abunawas kali
ini.
Siang itu, Abudahi
menghadap raja dan mengatakan bahwa Abunawas menjadi dukun dadakan.
Tentu saja, raja sangat heran dengan cerita Abudahi itu. Bahkan sepulang
menghadap raja, Abudahi terus menceritakan perihal Abunawas kepada semua orang
yang dijumpainya,
“ Abunawas sekarang menjadi dukun yang perbuatannya kearah
yang tidak mempercayai Tuhan,” kata Abudahi, meyakinkan orang “ dalam waktu
singkat
rakyat akan membencinya, “ kata Abudahi dalam hati. Fitnah yang dilontarkan Abudahi disambut dengan gembira oleh orang-orang yang menyukai Abunawas. Maka dengan geram mereka mendatangi Abunawas. Semula Abunawas terkejut. Setelah mendengar dirinya kini terkenal sebagai dukun, ia langsung mencari akal.
rakyat akan membencinya, “ kata Abudahi dalam hati. Fitnah yang dilontarkan Abudahi disambut dengan gembira oleh orang-orang yang menyukai Abunawas. Maka dengan geram mereka mendatangi Abunawas. Semula Abunawas terkejut. Setelah mendengar dirinya kini terkenal sebagai dukun, ia langsung mencari akal.
“ Jadi apa yang kalian minta dariku ? Tanya Abunawas pada
mereka. Bermacam-macam permintaan diutarakan orang. Ada yang minta kesaktian,
kekebalan, menjadi gagah, menjadi kaya, dan sebagainya,
“Tuan Abunawas telah memberi jimat kepada orang lain.
Mengapa kami tidak ?” desak mereka.
“Menurut arwah nenek moyang yang masuk dalam tubuhku, hanya
malam hari jimat-jimat itu boleh kuberikan. Datanglah tengah malam jimat-jimat
itu akan kuberikan pada kalian, “ kata Abunawas meyakinkan mereka. Orang-orang
itu gembira dengan janji Abunawas.
Tepat tengah malam, orang itu sudah berbondong-bondong
datang. Abunawas duduk bersila di ruang tamu. Satu per satu orang maju
menghadap. Abunawas yang berlagak dukun, lalu ia menyerahkan batu krikil hitam.
Sebelumnya, Abunawas mengatakan kepada mereka bahwa batu kali itu batu
pemberian arwah nenek moyangnya untuk jimat.
“ Siapa yang mau kaya, cantik, gagah, banyak rejeki, kebal
senjata tajam, dan sakti mandra guna maka cukup simpan baik-baik batu hitam
yang nanti kubagikan,” jelas Abunawas dengan lantang. Dengan gaya sok dukun
beneran, Abunawas benar-benar membuat banyak orang kerumahnya.
“Nah hadirin, tidak lama lagi ada seorang yang mengaku dukun
pintar selain hamba. Itulah saat yang tepat bagi tuan-tuan untuk memanfaatkan
batu jimat pemberian hamba ini, “ kata Abunawas lagi.
“ Memanfaatkan bagaimana, Pak dukun ? “ Tanya mereka
penasaran
“ Datangi dia dan lemparkan batu itu padanya. Lalu katakana,
apa keinginan kalian.begini caranya, yang berniat ingin kaya, lemparkan pada
dukun itu dan katakana aku ingin kaya ! Nah,. Gampangkan ? setelah melempar
batu itu, kalian akan menjadi kaya raya.” Jelas Abunawas sambil tersenyum.
Bergembiralah orang-orang itu. Kerikil hitam di tangan, lalu
digenggam erat-erat. Sebelum pergi, beberapa orang sempat menyodorkan amplop
berisi uang sebagai ucapan terimakasih kepada Abunawas. Tentu saja Abunawas
menolaknya. Setelah orang-orang itu
pulang. Abunawas terus saja berpikir siapa yang memfitnah dirinya
menjadi dukun. Ia mondar-mandir mencari akal untuk menjebak orang yang telah
memfitnahnya.
“ Akan kuberi pelajaran. Barang siapa yang menggali lobang,
dia sendi yang akan terperosok kedalamnya,” kata Abunawas dalam hati.
Dari hari ke hari, Abunawas makin terkenal menjadi dukun. Ia
selalu dikunjungi banyak orang. Orang-orang yang datang selalu member uang
kepadanya. Tentu saja Abunawas menolak sambil mengatakan bahwa ia selalu
mendapat uang sekeranjang setiap harinya.
Hamba sekarang kaya raya melebihi raja ! bayangkan,
sekeranjang uang emas hamba dapatkan dari pekerjaan menjadi dukun,” kata
Abunawas pada setiap orang yang dijumpainya.
Perihal Abunawas mendapat sekeranjang emas setiap harinya,
sampai ke telinga Abudahi. Hatinya makin panas.
“Kurang ajar? Maksudnya menfitnah Abunawas agar dijauhi
rakyat dan baginda Raja, malah menjadi kaya raya,” geram Abudahi dalam hati.
Lalu, timbulah pikiran liciknya.
“Aku juga bisa melakukannya. Kekayaan akan kuambil alih,”
katanya pula. Kemudian, ia memerintahkan orang-orangnya untuk keluar masuk kampong guna menyampaikan kabar
bahwa ia menjadi dukun hebat.
Mendengar kabar itu, orang-orang yang menyimpan batu-batu
jimat pemberian Abunawas langsung bersiap-siap.
Ketika Abudahi muncul di halaman rumahnya dengan berpakaian
ala dukun, datanglah mereka secara berbondong-bondong. Abudahi tampak gembira
dan menyambut mereka dengan senyum.,
Namun betapa terkejutnya laki-laki jahat itu ketika
bersamaan orang-orang yang datang tersebut mengeluarkan batu-batu hitam dan
melemparkannya ke arah Abudahi disertai dengan permintaan.
“Aku ingin kaya! Aku ingin kebal! Saya ingin gagah dan
tampan!” teriak mereka.
“Ya, ya, ya ! sahut Abudahi sambil mengelak dari lemparan
batu. Ia langsung mengambil langkah seribu dan masuk rumah.
Tapi orang-orang itu
terus saja melempari rumah Abudahi sambil berteriak-teriak. Setelah
puas, orang-orang itu pulang kerumah masing masing dengan wajah berbinar.
Tinggalah Abudahi yang tidak habis pikir, mengapa orang-orang itu melemparinya.
Abunawas yang melihat kejadian itu hanya tersenyum kecut. Ia bukan senang
melihat menteri Abudahi dilempari batu, tapi ia ingin menyadarkan sifat buruk
si hitam itu.
No comments:
Post a Comment