BANDUNG LAUTAN API


Monumen Bandung Lautan Api
Sekutu sangat meremehkan rakyat dan pemerintah Indonesia. Di Bandung pasukan sekutu menuntut para pejuang menyerahkan senjata hasil rampasan dari Jepang. Para pejuang tidak menghiraukan tuntutan itu.
Dengan alasan mejaga keamanan, pada tanggal 21 November 1945, sekutu mengeluarkan ultimatum pertama. Sekutu menuntut kekosongan kota Bandung Utara selambat lambatnya tanggal 29 November 1945. Para pejuang republik Indonesia menganggap sepi ultimatum Sekutu tersebut. Mulai saat itu sering terjadi insiden dengan pasukan Sekutu di berbagai tempat di kota Bandung.
Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum.
Sekutu mengulangi tuntutannya, yaitu pengosongan seluruh kota Bandung. Para pejuang kita bertekad keras mempertahankan Bandung. Tetapi, rakyat sangat patuh kepada pemimpinnya. Memenuhi intruksi Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta, dengan berat hati TRI mengosongkan kota bandung. Sebelum meninggalkan kota Bandung, para pejuang melancarkan serangan umum terhadap Sekutu dan membumi hanguskan bangunan bangunan vital di kota Bandung. Peristiwa itu dikenal sebagai “Bandung Lautan Api”.
Para pejuang rela mengorbankan segalanya demi kemerdekaan, kedaulatan dan kehormatan Bangsa. Dengan tulus ikhlas pejuang mohamad toha mengorbankan jiwa dan raganya.
Berkata Mohamad Toha kepada kawan kawannya, “ kita bakar kota Bandung sebelum kita tinggalkan! Kita ledakkan gudang senjata dan mesiu belanda”
Seorang kawannya menjawab, “penjagaan gudang senjata dan mesiu sangat kuat. Baru mendekati gudang saja mungkin minta banyak korban.
Mohamad Toha menjawab tegas, “jangan berpikir jlimet ! saya seorang diri akan meledakkan gudang senjata dan mesiu itu. Saya rela mengorbankan diri demi kemerdekaan tanah air dan bangsa. Catatlah! Gudang senjata dan mesiu Belanda itu pasti meledak bersama granat dan tubuh Mohamad Toha!” dengan gagah berani Mohammad Toha menerobos penjagaan ketat Belanda dan meledakkan senjata dam mesiu Belanda. Mohammad Toha gugur bersama meledaknya senjata dan mesiu Belanda.
Mohammad Toha


No comments:

Post a Comment