Pendidikan dalam Islam



Secara umum, prinsip dan materi pendidikan suatu masyarakat diperolehdari nilai-nilai dan budaya ideal masyarakat itu sendiri. Mengikuti apa yang di ungkap oleh Durkheim, bahwa setiap masyarakat menetapkan bagaimana seseorang itu ideal, jadi apakah sebiknya dia itu, dan seterusnya, secara garis besar, tujuan dan cita-cita suatu masyarakat akan menentukan tujuan dan cita-cita pendidikan. Masyarakat muslim mempunyai idealitas  islam sebagai tujuan utama pendidikan yang diperoleh dari prinsip-prinsip dasar kehidupan, sebagaimana termaktub dalam kitab suci Al-Qur’an. Sehingga, pemahaman islam tentang pendidikan secara umum didevirasi juga dari sana. Ini merupakan
petunjuk bahwa dalam islam, konsep pendidikan dan hal lain yang berkaitan dengan rekayasa social secara umum ada, dan tidak melulu persoalan hokum dan teologi yang dibahas. Pendidika pada hakekatnya bukan hanya suatu wahana yang dipakai oleh suatu masyarakat itu untuk generasi selanjutnya, tetapi juga suatu proses yang setiap orang mesti lalui.
Pendidikan dalam Islam : Keseimbangan hidup
Dalam diskursus tentang pendidikan, mungkin ada baiknya jika diawali dengan gambaran singkat Islam mengenai konsep manusia karena pendidikan hakikatnya adalah proses melibatkan manusia. Bahkan mengatakan bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang memerlukan pendidikan. Manusia atau insan dianugerahi dengan kemampuan berpikir. Kemampuan inilah yang membuat manusia dapat mengenali dan membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Ini jugalah yang meninggikan derajat manusia dari makhluk Tuhan lainnya yang menjadikan makhluk paling istimewa. Islam mengakui bahwa seorang manusia terdiri dari badan, akal dan jiwa. Keunikan  ini dianggap sebagai alasan kenapa manusia menjadi khalifah Tuhan di muka bumi, dengan menerima kepercayaan Tuhannya.
Dalam melaksanakan tugasnya (sebagai khalifah), manusia diberikan kebebasan untuk memilih dan beraksi sesuai dengan pikiran dan tingkat intelektualitasnya. Tetapi, kebebasan ini tidaklah absolute, karena dia tetap memiliki  tanggung jawab untuk segala apa yang dia kerjakan. Mungkin memang benar bahwa kemampuan untuk membedakan kebenaran dari kepalsuan secara umum dapat memberikan arah hidup yang benar bagi manusia. Namun, Al-Qur’an  menyatakan secara eksplisit bahwa alam dan manusia diciptakan dengan maksud atau tujuan tertentu. Disebutkan bahwa Tuhan menciptakan manusia untuk memenuhi dua tujuan utama. Pertama, sebagaimana disebutkan tadi, manusia diciptakan sebagai KhalifahNya di muka bumi. Sedangkan yang kedua adalah agar manusia melayaniNya. Pelayan disini memiliki maksud yang sangat luas, tidak terbatas pada peribadatan ritual saja, tetapi juga segala apa yang manusia kerjakan itu merupakan upaya untuk melayani Tuhan di muka bumi.
Karena manusia tersusun dari badan, pikiran dan jiwa, tujuan pendidikan dalam Islam cenderung  untuk membangun ketiga elemen ini. Dalam kaitan ini, mengungkapkan tiga kategori dalam pendidikan Islam. Pertama adalah pendidikan raga, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, teknik fisik dan kebugaran jiwa atau olah raga. Kedua. Pendidikan pikiran yang akan melahirkan ilmu pengetahuan. Dan yang ketiga, pendidikan jiwa yang secara umum menekankan pada kebaikan etika, moral, perilaku yang baik dan teristimewa, pemahaman agama dan keyakinan. Dengan memadukan ketiga macam pendidikan ini, maka akan tercipta keseimbangan  antara dunia dan akhirat, ilmu dan iman, pengetahuan dan adap atau perilaku. Keseimbangan ini diharapkan akan menunjang terciptanya seorang muslim yang baik yang pada akhirnya menjadi dasar bagi terciptanya masyarakat muslim yang baik. Kategorisasi ini mirip dengan apa yang pernah diungkap oleh Kant yaitu pendidikan fisik, pemantapan pikiran dan pembudayaan moral. Ini menunjukkan bahwa Islam yang memandang secara terpadu dan keseluruhan tentang manusia, mengakui bahwa kepribadian manusia itu tidak terpisahkan.
Dalam kaitannya dengan individu, seperti halnya Kant, Durkheim mengatakan bahwa tujuan akhir pendidikan adalah  mengembangkan dalam tiap-tiap individu, kesempurnaan yang ia mampu untuk mencapainya. Meskipun kesempurnaan ini dapat diartiakan sebagai suatu yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada dasarnya kesempurnaan dimaksud adalah keharmonisan perkembangan yang terjadi pada seluruh organ manusia. Untuk beberapa hal, usaha menuju kesempurnaan ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan dalam islam, yaitu memajukan dan memantapkan keseimbangan badan, pikiran dan jiwa sebagaimana yang telah dikategorikan oleh Shihab di atas. Karena manusia diakui sebagai makhluk social sebagai mana yang diyakini oleh Karl Marx, yang tentunya membutuhkan makhluk lain untuk berinteraksi dan hidup bersama, keseimbangan hidup seseorang pastinya akan melibatkan orang-orang sekitarnya (masyarakat). Sehingga dapat dipahami juga bahwa tujuan akhir pendidikan adalah sesungguhnya pengembangan kesempurnaan dalam masyarakat.
Memperhatikan gambaran singkat di atas, oleh karenanya kita dapat mengatakan bahwa pendidikan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu  sisi individual dan social. Cari sisi individu, pendidikan berarti sebuah proses untuk memanifestasikan dan memberdayakan potensi yang terdapat dalam setiap manusia. Oleh karena itu , pendidikan dapat dianggap sebagai upaya untuk memunculkan  apa yang tersembunyi. Freire mengatakan bahwa karena manusia  secara umum  dalam proses menjadi (in a process of becoming) yang berarti makhluk yang “belum selesai atau komplit” manusia harus menyadari ketidaksempurnaan itu. Dalam ketidak sempurnaan inilah terdapat akar tujuan pendidikan sebagai manifestasi apa yang dimiliki manusia ini. Selanjutnya kepandaian, kepribadian, kreativitas dan ketrampilan adalah beberapa aspek yang dicoba oleh manusia. Untuk alasan inilah, dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses untuk menggali kekayaan yang terkandung dalam setiap individu yang nantinya dimanfaatkan kembali oleh para individu itu untuk mereka sendiri.
Dari sisi social atau persektif  mereka yang memandang pendidikan sebagai sarana dalam masyarakat. Pendidikan dilihat sebagai proses untuk menghasilkan manusia yang baik dan terdidik dan untuk menyiapkan generasi selanjutnya dari suatu Negara atau masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah upaya dari suatu Negara untuk meningkatkan kesadaran bangsanya yang kesadaran ini diharapkan dapat mendasari generasi selanjutnya untuk mewarisi kekayaan bangsa mereka, di bidang intelektual, budaya dan ekonomi serta yang lainnya. Sehingga tujuan pendidikan yang utama adalah untuk mempersiapkan kaum muda suatu bangsa untuk mengahadapi tantangan dan tanggung jawab masa depan untuk mencapai kesuksesan hidup. Dalam konteks politik,ini menunjukkan kepada kita bahwa pendidikan adalah proses dimana sebuah bangsa mendidik kaum mudanya untuk secara  efisien dan efektif menjalani kehidupannya dan memperjuangkan bangsanya di masa depan.

No comments:

Post a Comment